PROGRES KADER PMII BERWIRAUSAHA ONLINE SEBAGAI MANIFESTASI PEMAJUAN USAHA KECIL MENENGAH: ANTARA BRANDING DAN MARKETING PRODUK LOKAL
Progresifitas kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ditunjukkan melalui peran mereka di dunia online. Media online menjadi sebuah sarana yang baik untuk menjangkau seluruh pelosok dunia. Kini siapapun bisa mengakses hanya dengan menggunakan telepon genggam. Kader PMII bisa membuat teks, suara, foto dan video dan berbagai kreasi konten lainnya. Karena itu, kader PMII hari ini banyak di media online dengan menampilkan citra merek sebagai bisnis. Peluang dan potensi kreativitas ini untuk melatih jiwa usaha bagi kalangan kader PMII. Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap masyarakat milenial telah memiliki handphone, internet dan media sosial sebagai tonggak peradaban.
Potensi ini bisa digunakan untuk membangun dan mengembangkan kader-kader PMII untuk berkegiatan berwirausha mandiri atau mengangkat usaha-usaha menengah lokal di sekitarnya. Waktu luang yang dimiliki kader dapat digunakan untuk hal–hal yang lebih progresif. Mereka hanya butuh kemauan, memahami branding dan marketing, inovasi, serta memainkan komunikasi pemasaran yang baik melalui media sosial.
Jiwa kader PMII dengan pengatahuan milenial yang kritis dapat membaca peluang-peluang usaha melalui bisnis online. Mereka dapat menjalin mitra dengan pengusaha lokal yang karena adanya pandemi ini, pemasaran terhambat. Beberapa produk-produk usaha kecil menengah banyak yang sepi, namun kader milenial melalui promosi di media sosial, membuat akun bisnis di situs jual beli online dapat membantu promosi. Saya kira, upaya kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia untuk dapat mengemas branding produk lokal dan strategi komunikasi (marketing) pemasaran melalui media online yang baik sebagai respons terhadap perubahan zaman. Sejalan dengan cita-cita luhur, bahwa PMII lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman.
Keberadaan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Purwokerto sangat ideal. Hal ini karena produk-produk lokal masih dikemas secara tradisional dengan pemasaran yang tradisional pula. Potensi itu dapat dimanfaatkan bagi para kader PMII di Purwokerto untuk branding produk lokal yang masih sangat tradisional dan terkesan biasa-biasa saja. Hal itu dilakukan melalui kerjasama dengan para pengusaha lokal mem-branding, mengemas dan memasarkan produknya agar dapat terlihat di khalayak umum dan dapat menarik banyak konsumen.
Pada dasarnya branding dan marketing adalah hal yang berbeda, namun berjalan beriringan. Ketika kita mendengar brand atau merek, maka perhatian kita tertuju pada sebuah logo, nama atau ikon sebuah perusahaan yang melekat di benak manusia. Misalnya saja kita bicara makanan khas Banyumas, maka pemikiran kita tertuju dan mengatakan ‘Getuk khas Sokaraja’. Hal itu merupakan sebuah cara atau proses menciptakan citra positif agar bisa melekat di benak para masyarakat (konsumen). Itulah brand, dimana sebuah logo, nama atau ikon citra yang bagus, maka secara otomatis akan memudahkan saat proses penjualan dan marketing (Sugi Priharto, 2019).
Kader PMII menguasai konsep perancangan brand image. Konsep ini dibuat dengan fokus merancang dan menciptakan identitas usaha melalui branding. Maka hal pertama yang perlu dibuat adalah logo yang menjadi identitas utama produk. Pembuatan logo juga harus mempertimbangkan aspek yang diinginkan dan pembuatan logo haruslah yang mudah diingat oleh konsumen. Gaya desain logo yang digunakan adalah gaya desain yang modern dan minimalis untuk menonjolkan brand image yang ingin ditampilkan, yaitu image sebagai usaha yang fresh, bersih dan higenis, serta berkualitas namun tetap tejangkau. Kesan ini ditampilkan pada media-media promosi, maupun kemasannya. Desain logo banyak menggunakan white space untuk memberikan tampilan yang elegan dengan penambahan ornament dan ilustrasi yang dinamis sebagai penyeimbang untuk menghindari kesan premium yang terlalu mahal.
Adapun konsep perancangan atau pembuatan logo brand image desainlah dengan aplikasi yang mudah seperti Canva, PixelLab, Logo Maker dan lainnya. Kini, banyak sekali aplikasi Android yang siap memudahkan pekerjaan para penggunanya. Kader PMII yang menguasai media digital tersebut sangatlah terbuka peluangnya untuk dapat melaksanakan kerjasama dengan toko-toko lokal untuk melakukan penjualan online. Ketika masyarakat sekitar sepi, maka dapat mendongkrak dengan pemasaran hingga luar negeri.
Selanjutnya, komunikasi pemasaran dilakukan oleh kader PMII dengan berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi dan membujuk atau mengingatkan para sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, dan membeli loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Peran penting dari komunikasi kader yang gemar di media sosial untuk membujuk konsumen untuk melakukan pembelian. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi sifatnya persuasife, yaitu bagaimana membujuk konsumen agar melakukan tindakan pembelian (Iga & Maya: 2020).
Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menjadi diri sendiri di media sosial adalah alasan media sosial berkembang pesat. Artinya, ketika kita ingin menjual sebuah produk atau merek (brand) melalui media sosial, jadilah yang berbeda dari yang lain. Sehingga kita memiliki identitas serta melakukan promosi yang efektif kepada konsumen. Misalnya, penjualan oleh-oleh khas Banyumas, yaitu ‘Getuk Sokaraja’. Dengan kemasan menarik dan dipromosikan (komunikasi pemasaran) melalui media online akan mengangkat daya jual lebih luas, dibanding hanya memasarkan di toko-toko saja.
Media sosial menjadi media utama promosi, karena didasari adanya fakta masyarakat modern yang sangat lekat hubungannya dengan dunia sosial dan gadget. Selain itu, sifat media sosial yang sangat terbuka, dan mudah diakses siapa saja sangat sesuai untuk penyebaran informasi secara cepat dan meluas, sehingga memungkinkan untuk menjangkau kalangan yang lebih luas (Yunita, dkk.: 8). Diantaranya adalah WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter, dan sebagainya.
Penyampaian pesan dilakukan secara lugas namun tetap ringan dan mudah dipahami. Pesan disampaikan melalui media online dilakukan secara lugas dan to-the-point dengan melibatkan segi emosional konsumen. Misalnya pesan yang disampaikan adalah bahwa ‘Getuk khas Sokaraja’ merupakan sebuah usaha homemade (produk lokal) yang berkualitas tinggi sehingga tidak dianggap sebagai bisnis rumahan yang memiliki kualitas produk yang tidak berkesan. Dengan penggunaan bahasa itu, maka secara tidak langsung dapat menimbulkan kesan berkelas. Dalam beberapa media akan disertakan quote-quote menarik sebagai penambah daya tarik dan pendukung penyampaian pesan (Yunita, dkk.; 5-6). Hal ini setara dengan Odading (makanan khas Bandung) yang viral, sehingga makanan Odading mengalai banjir pesanan melalui online.
Selain itu, audio menjadi elemen penting dalam sebuah konten video, baik itu untuk video marketing maupun iklan. Karena melalui suara yang dibuat menjadi lebih menarik, mudah dipahami dan mengundang simpati para audiens (Dimas, 2020). Selain itu, dengan berkembangnya era Android, membuat video kini mudah diakses kapanpun dan dimanapun. Sehingga memudahkan para kader PMII untuk progresif dalam memasarkan produknya.
Siapa yang tidak tahu dan ingat dengan istilah “diputar, dijilat, dicelupin” dan lihat berapa banyak auidens yang penasaran dengan cara memakai biskuit tersebut dan memutuskan untuk mencobanya. Dari situ pada akhirnya membuat brand untuk memasarkan produknya bisa meningkatkan penjualan, karena banyak masyarakat milenial yang tertarik untuk mencoba cara makan tersebut.
Misalnya saja, akun media sosial Instagram @ahlinyaobatmaag adalah sarana yang menjual obat maag, oleh karena itu hubungan baik dan saling percaya antar media sosial (medsos) Instagram @ahlinyaobatmaag dengan pelanggan harus selalu dijaga. Salah satu cara yang diterapkan di akun Instagram tersebut adalah menjalin hubungan dengan rutin mengunjungi para pelanggannya. Tentunya hal ini dapat juga dilakukan bagi kader PMII yang ingin membangun dan mengembangakan bisnis melalui media sosial. Sehingga pelanggan akan dapat merasakan senang dan terpikat selalu dengan produk-produk yang kita jual.
Mengapa menggunakan media online kini diperlukan untuk pemasaran produk lokal? Selain untuk pembelajaran kader PMII untuk berwirausaha dan mengangkat produk lokal disekitarnya. Zaman telah berubah di mana orang lebih senang berbelanja sambil tidur atau berbaring. Kita perlu belajar dari dampak pandemi virus corona yang sangat terasa, semua kegiatan sosial bahkan di dunia bisnis pun dialihkan melalui online. Kader PMII sebagai generasi penerus tentu harus melihat peluang-peluang baru untuk menghidupkan ekonomi sekitar melalui internet sehingga label agent of change pada mahasiswa, khususnya kader PMII dapat dirasakan oleh masyarakat, terutama tetangganya. Dengan kegiatan berwirausaha ini, kader PMII turut menghidupkan ekonomi nasional karena membuat aktivitas usaha tetap berjalan. Kader PMII jangan hanya berpikir setelah lulus mereka akan mencari kerja di perusahaan ini yang ternama, namun kita harus harus mempunyai jiwa usaha hebat dengan melakukan analisis pada lingkungan sekitar.
0 Komentar
sent your comment please...