Format Ekonomi Dunia

 Format Ekonomi Dunia

Oleh : Sabilla Arfiana

Ekonomi adalah suatu ilmu sosial yang mempelajari tentang kegiatan manusia yang berkaitan dengan aktivitas produksi, distribusi dan konsumsi terhadap barang dan jasa. 

Istilah “ekonomi” sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos (artinya rumah tangga), dan nomos (artinya aturan atau peraturan). Sedangkan format menurut KBBI memiliki arti bentuk.

Maka dari pengertian tersebut, dapat kita pahami bahwa ekonomi memiliki berbagai bentuk yang nantinya bisa diterapkan di kehidupan (dalam hal ini negara).

Pengertian sistem ekonomi menurut Gilarso (1992: 486), sistem ekonomi dapat diartikan sebagai keseluruhan tata cara untuk mengoordinasikan perilaku masyarakat (para produse, konsumen, pemerintah, bank, dan sebagainya) dalam menjalankan kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, investasi, dan sebagainya) sehingga terbentuk satu kesatuan yang teratur dan dinamis, dan kekacauan dapat dihindari.

Jika menengok sejarah, sistem ekonomi negara- negara di dunia ini secara garis besar telah didominasi oleh dua sistem ekonomi, yaitu sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Namun, yang belum banyak orang tau adalah tentang sistem ekonomi Islam.

Sistem Ekonomi Dunia

1. Sistem Ekonomi Kapitalis 

Sistem ekonomi kapitalis dalam menjalankan berbagai kegiatannya bersandar kepada pemilikan atas harta benda secara pribadi terhadap alat-alat produksi yang ia kuasai, kegiatan distribusi yang ia jalankan, maupun pertukaran atas barang-barang yang dikuasainya.

Sehingga tiga macam kepemilikian itulah yang berada penuh di tangan swasta atau pribadi dalam sistem ekonomi kapitalis. 

Sistem ekonomi kapitalis inilah yang dalam perkembangannnya mendominasi secara keseluruhan dari system-sistem ekonomi yang ada sampai saat ini. 

Dalam sistem ekonomi kapitalis dimana suatu produksi serta kegiatan perdagangannya lebih dominan dilakukan bersifat pribadi-pribadi atau perseorangan.

Sistem ekonomi kapitalis didasarkan pada filosof individualis atau selfishness serta bekerjasama invisible hand sehingga memunculkan persaingan di pasar yang selanjutnya dapat meningkatkan efesiensi, serta kebutuhan masyarakat terpenuhi. 

Kompetisi tersebut didukung pula dengan adanya kebebasan pemilikan atau penguasaan aset secara individu.

2. Sistem Ekonomi Sosialis

Sistem ini berkebalikan dengan sistem ekonomi kapitalis. Dimana, di dalam sistem ekonomi ini kegiatan- kegiatan ekonominya mulai dari perencanaan, pelaksanaan, serta pengawasan dilakukan oleh pemerintah secara terpusat. 

Sehingga setiap individu tidak berhak atas kekayaan yang dimilikinya, karena alat-alat produksi, kegiatan distribusi, maupun pertukaran dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan kesejahteraan masyarakat bersama.

Sistem ekonomi sosialis di mana faktor produksi diakui negara, sehingga eksploitasi sesama individu dapat dihindari, akan tetapi karena mengabaikan sistem pasar, maka telah membunuh gairah untuk berkompetisi yang selanjutnya berpengaruh negatif terhadap efisiensi. 

3. Sistem Ekonomi Islam

Berbeda dengan kedua sistem ekonomi di atas, sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang berketuhanan. 

Sendi dari aspek spiritual adalah kesadaran individu muslim akan keta’atan kepada Allah SWT, dengan kata lain, manusia itu disamping berhubungan dengan sesamanya dan alam sekitar, juga ia berhubungan dengan Allah SWT. 

A.M. Saefuddin 107 mengambarkan hubungan yang demikian itu sebagai hubungan “triangle” antar Allah SWT, manusia dan alam sekitarnya. Allah dalam hal ini berada pada puncak triangle tersebut, sedangkan manusia dan alam sekitarnya berada pada kedua sudut triangle tersebut. 

Karena itu dalam membahas masalah ekonomi, Islam hanya membahas masalah bagaimana cara memperoleh kekayaan, mengelola dan mendistribusikannya. 

Dengan demikian hukum-hukum yang menyangkut masalah ekonomi dibangun di atas tiga kaidah, kepemilikan (property), pengelolaan kepemilikan dan mendistribusikan kekayaan di tengah-tengah manusia.

Karena itu aktivitas perekonomian masyarakat muslim, disamping bersifat material, namun didalamnya tidak mengabaikan aspek spiritual (ibadah). 

Konsep Ekonomi Dunia

Dalam perkembangan sejarah, ternyata filsafat-filsafat yang melandasi konsep-konsep ekonomi silih berganti. 

Terjadinya perkembangan konsep baru menggantikan konsep yang lama karena sering melalui masa transisi yang cukup lama. 

Hal ini pada satu sisi disebabkan oleh orientasi kehidupan masyarakat yang mengalami perubahan dan pada sisi lain diperkuat oleh tantangan-tantangan dan peluang-peluang baru yang timbul dalam masyarakat, yang menimbulkan beberapa konsep perkembangan ekonomi global. 

1. Konsep Klasik Adam Smith

Dalam kajian ilmiah, ilmu ekonomi diakui sebagai suatu disiplin ilmu pada abad XVIII, tepatnya setelah Adam Smith menerbitkan bukunya "An Inguine Into the Nature and Causes Of The Wealth of Nation" pada 1776. 

Dasar pemikiran Adam Smith tentang masalah ekonomi berasal dari konsep-konsep ekonomi yang dikemukakan oleh para filusuf seperti Socrates, Plato dan Aristoteles. (Sukirno Sadono: 2005:3).

Pada awalmya, konsep ekonomi yang direkonstruksi oleh Adam Smith sangat diwarnai dimensi moral dan etik, dengan menerbitkan buku The Theory of Moral Sentiment karena buku ini selalu menghubungkan masalah ekonomi dengan moral, sesuai dengan bidangnya sebagai seorang guru besar dalam filsafat moral pada University of Glasgow. 

Pada waktu itu ilmu ekonomi disebut dengan political economy yang belum memisahkan diri dari filsafat, politik, hukum dan ilmu-ilmu sosial lainnya. 

Gagasan yang dibangun oleh Adam Smith telah dilandasi oleh beberapa paradigma seperti economic freedom, self interest, competition dan laissez faire. 

Selain itu, dikemukakan pula sumber-sumber kemakmuran bangsa dan sebab musabab terjadinya kemiskinan dalam suatu masyarakat. Hal ini mencerminkan bahwa pemikiran ekonomi pada awalnya dilandasi oleh filosofi moral dan etik.

2. Konsep Ekonomi Karl Marx

Kritik ekonomi Karl Marx mengarah kepada penanaman modal, barang siapa yang memiliki modal lebih tinggi maka laba yang akan diperoleh juga akan tinggi dan jika hanya memiliki modal sedikit bahkan hanya memiliki modal tenaga maka yang akan diperoleh juga sedikit.

Muncul lah yang namaya kelas borjuis dan kelas proletar. 

Akan tetapi Karl Marx ingin menghapus adanya sekat kelas dan menciptakan masyarakat yang sejahtera, dengan menciptakan revolusi kaum buruh bentuk dari perjuangan kelas proletar. 

Manusia berhak hidup sejahtera, makmur, dan kebahagiaan merupakan hal yang wajib dirasakan manusia yaitu kehidupan atas dasar serba kebersamaan dan keselarasan.

Pemikiran kritik ekonomi Karl Marx menyinggung tentang bagaimana nilai surplus, alienasi, eksploitasi dan perjuangan kelas. 

3. Konsep Ekonomi Islam

Konsep ekonomi Islam sebenarnya baru muncul secara internasional pada sekitar belahan kedua dasawarsa 70-an, ketika untuk pertama kali diselenggarakan Konferensi Internasioanl tentang ekonomi Islam di Makkah, pada tahun 1976 yang ditandai oleh pertumbuhan fantastis lembaga perbankan Islam di berbagai belahan dunia. 

Sudah tentu ini tidak berarti bahwa konsep ekonomi Islam tersebut belum pernah dibahas sebelumnya. 

Dan pembahasan secara modern tentang ekonomi Islam yang bersifat filosofis sudah ada sejak permulaan dasawarsa 50-an dan meningkat pada dasawarsa selanjutnya mengenai sistem ekonomi, pembangunan ekonomi, sejarah pemikiran ekonomi dan analisis ekonomi yang sifatnya empiris. 

Pada dasawarsa 70-an, tulisan-tulisan serupa terus berkembang, baru sekitar belahan kedua dasawarsa itu, mulai muncul teori-teori ekonomi yang memiliki model-model ekonometn, setelah munculnya sarjana-sarjana ekonomi angkatan baru, terutama lulusan universitas-universitas Amerika.

Sejumlah tokoh ulama terkemuka yang menjadi tulang punggung pengembangan teori klasik ekonomi Islam, antara lain adalah Abu Yusuf, Abu Ubaid, al-Ghazali, Ibn Taimiyyah, IbnA al-Qayyim al-Jauziyyah, Ibn Khaldun, Al-Maqrizi, dan lain-lain. Karya-karya mereka bahkan masih tetap relevan hingga saat ini.

Baiklah sahabat/i, itu tadi adalah sedikit penjelasan tentang sistem ekonomi yang cukup terkenal di dunia.

Kita sebagai mahasiswa, khususnya sebagai kader PMII mari bersama-sama kita belajar tentang hal apapun itu ya.

Terus ngomong-ngomong, Negara kita "Indonesia" menganut sistem yang mana ya? Kapitalis kah? Atau Sosialis? Atau bahkan sistem ekonomi Islam? Tulis di kolom komentar yuk!

Salam Pergerakan!!











0 Komentar