CHARACTER BUILDING PRIBADI WIRAUSAHA ISLAMI

oleh: Yudi Pramono
Wakil Ketua PK PMII |Walisongo Purwokerto


A. Pendahuluan

Sebelum memahami akan konsep wirausaha. Dapat dijelaskan bahwa Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Dalam kamus Bahasa Indonesia, wirausaha diidentikkan dengan wiraswasta, sehingga wirausahawan dapat disebutkan sebagai “orang yang pandai atau berbakat mengenal produk baru, menentukan cara produksi baru, dan menyusun pedoman operasi untuk pengadaan produk baru,memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
Bekerja dan berusaha, termasuk berwirausaha boleh dikatakan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia karena keberadaannya sebagai khalifah fil-ardh dimaksudkan untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik. Sebagai agama yang menekankan dengan kuat sekali tentang pentingnya keberdayaan ummatnya, maka Islam memandang bahwa berusaha atau berwirausaha merupakan bagian integral dari ajaran Islam. Terdapat sejumlah ayat dan hadis Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan pentingnya aktifitas berusaha itu. Maka disini akan dijelaskan dalam salah satu ayat Al-Quran yang kemudian dijadikan petunjuk dalam uraian makalah ini, yaitu dalam ( QS Al Jumuah : 10 ).
               
10. Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

B. Penjabaran dalil ( QS Al Jumuah : 10 )

Hubungan timbal balik antara Tuhan dan manusia bersifat perdagangan betul, Allah adalah Saudagar sempurna. Ia ( Allah ) memasukkan seluruh alam semesta dalam pembukuan-Nya. Segalanya diperhitungkan, tiap barang diukur. Ia telah membuat buku perhitungan, neraca – neraca, dan Ia ( Allah ) telah menadi contoh buat bisnis - bisnis yang jujur.
Pengembangan kewirausahaan di kalangan masyarakat Indonesia memiliki manfaat yang terkait langsung dengan pengembangan masyarakat. Manfaat tersebut antara lain: Pertama, pengembangan kewirausahaan akan memberikan konstribusi yang besar bagi perluasan lapangan kerja, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran.
Kedua, berkembangnya kewirausahaan akan meningkatkan kekuatan ekonomi negara. Telah terbukti dalam sejarah perjalanan bangsa kita, bahwa UKM adalah basis ekonomi yang paling tahan menghadapi goncangan krisis yang bersifat multidimensional.
Ketiga, dengan semakin banyaknya wirausahawan, termasuk wirausahawan muslim, akan semakin banyak tauladan dalam mayarakat, khususnya dalam aktifitas perdagangan. Sebab, para wirausahawan memiliki pribadi yang unggul, berani, independen, hidup tidak merugikan orang lain, sebaliknya malah memberikan manfaat bagi anggota masyarakat yang lain. Keempat, dengan berkembangnya kewirausahaan, maka akan menumbuhkan etos kerja dan kehidupoan yang dinamis, serta semakin banyaknya partisipasi masyarakat terhadap pembangunan bangsa.
Manusia wirausaha memiliki ketekunan dan keuletan dalam bekerja dan berusaha. Kemajuan dan suksesnya hidup tidak dapat dating dengan sendirinya. Kemajuan dan sukses harus diperoleh melalui usaha dan bekerja keras. Banyak orang yang tidak suka untuk bekerja keras, mereka lebih suka bermalas-malasan dengan penuh harapan akan memperoleh kemajuan dan prestasi hidup. Ada pula sebagian orang yang tidak mau bekerja keras tetapi ingin maju dan berprestasi dengan meminjam tenaga dan prestasi oang lain. Ada lagi orang yang ingin maju dan berhasil mengeruk harta dengan jalan mencuri, baik secara kasar mencuri maupun secara halus seperti korupsi, manipulasi dan sebagainya. Profil manusia yang baru digambarkan ini jelas tidak termasuk kategori manusia wirausaha karena buktinya mereka justru memiliki sifat-sifat tergantung kepada keadaan, mereka tergantung kepada kesempatan dalam kesempitan, mereka tergantung kepada tenaga dan presentasi orang lain. Ini tidak berarti, bahwa manusia wirausaha tidak tergantung kepada hal-hal lain semacam itu, namun manusia wirausaha lebih mengutamakan kekuatan pribadinya sendiri dalam usaha mencari kemajuan dan kesuksesan hidup. Oleh karena itu manusia wirausaha harus mau dan mampu untuk bekerja keras dan berjerih payah. Lihatlah bangsa yang maju, rakyatnya pasti suka bekerja keras. Tentulah bekerja keras inipun bukan asal bekerja. Kita masih melihat-lihat jenis pekerjaannya. Kemajuan dan kesuksesan hidup baru dapat kita capai apabila kita mampu dan mau bekerja keras dengan menggunakan berbagai potensi pribadi kita, baik potensi akal maupun okol kita. Potensi akal dan okol harus sama-sama kita manfaatkan untuk jerih payah mencapai sukses. Oleh karena itu manusia wirausaha disamping mampu memanfaatkan okol secara intetejen, juga memfungsikan akalnya secara intensif untuk memecahkan berbagai macam persoalan yang ia hadapi.
Pernah Nabi ditanya Oleh para sahabat: ”pekerjaan apa yang paling baik ya Rasulullah ?”beliau menjawab “Seorang bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang bersih.”(HR. Al Bazzar). Ada juga ” Perhatikan olehmu sekalian, sesungguhnya perdagangan itu di dunia adalah sembilan dari sepuluh pintu rezeki” (HR. Ahmad).
Kondisi memprihatinkan akibat tradisi dan pemahaman ini akhirnya membuat anak negeri kurang menyentuh kewirausahaan, pada gilirannya menyebabkan kita tertinggal dengan Negara yang memiliki peradaban yang mapan sebagai Negara maju dan memiliki masyarakat berjiwa wirausaha yang tinggi. Berangkat dari hal ini maka pengembangan dan pertumbuhan jiwa wirausahawan merupakan tugas intern agama, dan itu merupakan salah satu alternatif bagi pemulihan krisis dan lapangan kerja yang masih melilit bangsa kita.
Integritas Wirausahawan Muslim
Keberhasilan seorang wirausahawan muslim bersifat independen. Artinya keunggulannya berpusat pada integritas pribadinya, bukan dari luar dirinya. Hal ini selain menimbulkan kehandalan menghadapi tantangan,juga merupakan garansi tidak terjebak dalam praktek - praktek negarif dan bertentangan dengan peraturan, baik peraturan negara maupun peraturan agama. Integritas wirausahawan muslim tersebut terlihat dalam sifat - sifatnya, antara lain :
1. Taqwa, tawakal, zikir dan bersyukur
2. Motivasinya bersifat vertical dan horisontal
untuk orang lain.
3. Niat Suci dan Ibadah
4. Memandang Status dan profesi sebagai amanah
5. Aktualisasi diri untuk melayani
6. Mengembangkan Jiwa Bebas Merdeka
7. Azam Bangun Lebih Pagi
8. Selalu berusaha Meningkatkan ilmu dan Ketrampilan
9. Semangat Hijrah
10. Keberanian Memulai
11. Memulai Usaha dengan Modal Sendiri Walaupun Kecil
12. Sesuai Bakat ,dll.

Untuk meraih kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat, Islam tidak hanya mengajarkan kepada pemeluknya untuk beribadah mahdah, tapi juga sangat mendorong umatnya untuk bekerja keras, kendati demikian bukan berarti tanpa kendali. Antara iman dan amal harus ada interaksi. Artinya, betapapun keras nya usaha yang dilakukan, harus selalu dalam bingkai hukum Islam. Dan salah satu kerja keras yang didorong Islam adalah berwirausaha. Dalam literatur ke Islaman sosok Nabi Muhammad SAW adalah sebuah pribadi yang seluruh dimensi kehidupannya dikupas dan dikaji secara intensif dan mendalam baik oleh sejarawan Islam maupun oleh tokoh-tokoh di luar pemikir Islam. Kecerdasan/fathonah, kejujuran/siddiq, dan kesetiaannya memegang janji/amanah, adalah sebagai dasar etika wirausaha yang sangat moderen. Dari sudut pandang ekonomi , ajaran dan keteladanan yang ditinggalkan Nabi Muhammad SAW semakin terasa urgensi dan relevansinya jika kita mencitacitakan terwujudnya masyarakat yang adil dalam kemakmuran, dan makmur dalam berkeadilan. Prinsip bisnis moderen seperti, efisiensi, transparansi, persaingan sehat, kredibilitas, memelihara relasi melalui layanan manusiawi, dapat ditemukan dalam etika dan prilaku bisnis Muhammad sebelum menjadi Rasul
Sebenarnya memberikan motivasi yang begitu kuat bagi umat Islam untuk bekerja dan berwirausaha. Rasulullah SAW bersabda, "Tiada seorang yang makan makanan yang lebih baik dari makanan dari hasil usahanya sendiri (wirausaha). Sesunggunya Nabi Allah Daud, itupun makan dari hasil usahanya sendiri (wirausaha). H.R. Bukhari. Wallahu a’lam.

C. Kesimpulan

Sebagai agama yang menekankan dengan kuat sekali tentang pentingnya keberdayaan ummatnya, maka Islam memandang bahwa berusaha atau berwirausaha merupakan bagian integral dari ajaran Islam seperti yang tertera dalam ( QS Al Jumuah : 10 ).
               
10. Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Memberikan motivasi yang begitu kuat bagi umat Islam untuk bekerja dan berwirausaha. Rasulullah SAW bersabda, "Tiada seorang yang makan makanan yang lebih baik dari makanan dari hasil usahanya sendiri (wirausaha). Sesunggunya Nabi Allah Daud, itupun makan dari hasil usahanya sendiri (wirausaha). H.R. Bukhari. Wallahu a’lam.

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an Dan Terjemahanya, ( Semarang : CV Toha Putra ) Juz 28, Hal 933

Suryanto,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,( Surabaya : Apollo, 1977)
Hal 601

http//kurmakurma.wordpress.com//

http//www.wongsolo..com/bulletin

http//www.islamic-center.or.id/berita-mainmenu-26/

http//www.mail-archive.com/jamaah@arroyyan.com/info/html

http//www.waspada.co.id/index.

1 Komentar

  1. luar biasa tulisanya smoga mnjadi inspirasi jiwa dan tindakan u sll bertindak memajukan umat.
    berani sukses,berani gagal
    berani kaya, berani sulit...
    salam entrepreneur. amin

    BalasHapus

sent your comment please...